Atap adalah salah satu bagian dari bagian bangunan yang penting, Baik itu
atap yang menggunakan genteng yang memakai rangka galvalum, kayu, baja, ataupun atap yang
menggunakan dak beton.
Atap adalah bagian paling atas bangunan yang
fungsinya memberikan perlindungan terhadap hujan dan terik matahari.
Atap yang biasa ditemui pada rumah-rumah di Indonesia adalah atap dengan
konstruksi kayu. Sekarang telah berpindah konstruksi atap
berbahan baja ringan atau galvalum. Baik konstruksi atap kayu maupun baja ringan memiliki
kekurangan dan kelebihannya sendiri-sendiri. Perbandingan menggunakan atap kayu
dan baja antara lain:
ATAP KONSTRUKSI KAYU
Kelebihannya:
Atap konstruksi kayu masih diminati banyak orang. Merupakan bahan yang mudah
didapatkan di mana saja di toko toko material Merupakan bahan bangunan yang
banyak dikuasai oleh tukang local Bahan kayu dapat dibentuk, dipotong, dan
digunakan secara fleksibel (dapat diukur, dipotong, dibentuk melengkung, dan
sebagainya)
Kekurangannya:
Atap kayu mudah terbakar, dan bisa dimakan rayap Material kayu bisa mengembang
atau menyusut Bentang atap dengan konstruksi kayu seringkali terbatas karena
ukuran kayu di pasaran adalah 4 meter. Kayu makin sulit didapatkan, akibatnya
harganya makin mahal.
ATAP BAJA RINGAN
Kelebihannya:
Merupakan material baru yang makin diminati Bahan ini dapat dibuat dengan
bermacam bentangan (panjang atau lebar atap) Merupakan bahan yang bila
dirancang dengan benar, akan lebih kuat dari atap kayu, serta lebih aman.
Material ini lebih awet, tidak bisa dimakan rayap Material baja ringan lebih tahan
api. Lewat kontraktor khusus atap baja ringan, pengerjaan atap menjadi lebih
cepat. Bahan baja ringan sudah diberi lapisan anti karat
Kekurangannya:
Atap baja ringan harus dibuat oleh kontraktor spesialis yang biasa
membuat konstruksi atap baja ringan, dan tidak bisa dibuat sembarangan tukang.